时间:2025-06-04 11:27:16 来源:网络整理 编辑:时尚
Warta Ekonomi, Depok - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Depok mencatat, ada sebanyak lebih dari 2. quickq.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Depok mencatat, ada sebanyak lebih dari 2.000 pelanggan yang telah mengajukan keluhan terkait lonjakan tagihan listrik pada periode Juni 2020. Terkait hal itu, PLN pun telah membuka 17 posko aduan.
Manajer PLN UP3 Depok Kota, Putu Eka Astawa menjelaskan, keluhan maupun aduan tersebut terjadi sejak 5 Juni 2020 sampai dengan saat ini.
"Saya bicara UP3 Depok kota ya. Artinya tidak hanya khusus di sini, tapi kalau diketahui di sini saja rata-rata setiap hari kita kedatangan antara 400-500 orang per hari," kata Putu Eka saat ditemui di kantornya cabang PLN Kecamatan Sukmajaya, Depok pada Kamis (11/6/2020).
Baca Juga: Gila! Tagihannya Tembus Rp20 Juta, Listrik Pemilik Bengkel Las Terancam Dicabut
Ia mengaku, puncak aduan terjadi pada Senin (8/6/2020) dan Selasa (9/6/2020). "Nah kemarin agak turun sedikit hanya sekitar 300-an orang yang komplain, dan hari ini mungkin bisa antara 300 orang juga," kata dia.
Maka demikian, kata Eka, jika dihitung secara keseluruhan sampai dengan saat ini ada lebih dari 2.000 pelanggan yang telah mengajukan keluhan.
"Angka itu sudah digabung khusus PLN Depok kota ya. Kan di sini (Depok) ada empat unit PLN lain. Dari 2.000 pelanggan tersebut, sekira 70 persen memilih datang langsung ke posko aduan," ujarnya.
Eka mengaku, keluhan yang disampaikan bervariasi masalahnya, tapi umumnya merasa keberatan dengan tingginya tagihan pada periode Juni 2020.
"Bervariasi ada yang kenaikannya sampai 20 persen, 50 persen dan dominan memang di sana kenaikan 20 hingga 50 persen," ucapnya.
Lebih lanjut dirinya menegaskan, pihaknya tidak hanya menerima layanan secara langsung namun juga bisa melalui online atau sambungan telepon. "Masing-masing petugas kami itu menangani terkait dengan datang langsung ada juga yang melakukan telepon. Intinya upaya preventif dan memberikan penjelasan melalui telepon," tutur dia.
Eka mengaku ada juga keluhan yang mengaku rumahnya kosong namun tagihan dianggap membengkak. "Ini harus kita cek satu-satu semua kondisi pelanggan itu beda-beda. Banyak sekali situasinya, pelanggan datang dengan cerita yang bervariasi," kata dia.
Pada prinsipnya kata dia, tagihan bulan Mei dan bulan April itu adalah rata-rata tagihan tiga bulan sebelumnya.
Halaman BerikutnyaHalaman:
VIDEO: Jelang Halloween, Toko Kostum di New York Penuh Pengunjung2025-06-04 11:12
Ketua Umum IKA UPI Anggap Kementerian Pendidikan Lebih Menjanjikan2025-06-04 10:51
Thailand Kembali Berencana Pungut Pajak Turis, Besarannya Rp121 Ribu2025-06-04 10:44
Saksi Fakta Ahok Dinilai Tidak Independen dalam Kesaksian2025-06-04 10:04
Diduga 'Makan' Uang Perizinan Meikarta, Bupati Bekasi Resmi Jadi Tersangka2025-06-04 09:59
KPK Dalami Peran DW dalam Suap Pengurusan Paspor2025-06-04 09:54
Kisah Misteri Pesawat 'Hantu', Terbang Tanpa Pilot Tewaskan 121 Orang2025-06-04 09:47
5 Menu Sarapan Terburuk, Wajib Dihindari untuk Usir Perut Buncit2025-06-04 09:11
Jangan Sembarangan, Hindari Pasang AC di 5 Lokasi Ini2025-06-04 09:02
5 Makanan Pemicu Asam Urat, Hati2025-06-04 08:40
Fokus Eksekutif Dulu, Deddy Sitorus Ingatkan Pemindahan Ibu Kota Tak Bisa Buru2025-06-04 11:04
Tok! LPS Resmi Turunkan Bunga Penjaminan Jadi 4%, Efektif Juni 20252025-06-04 10:59
Bumigas Berencana Laporkan Dugaan Korupsi Geo Dipa ke KPK2025-06-04 10:55
6 Kebiasaan Warga Jepang yang Bikin Panjang Umur, Duduk Harus Tegak2025-06-04 10:47
Munas Konsolidasi Kadin akan Jadi Akhir Perseteruan Anindya Bakrie dan Arsjad Rasjid2025-06-04 10:22
5 Destinasi Wisata Ini Bakal Bikin Kamu Makin Cinta Batik2025-06-04 09:30
NYALANG: Yang Pudar, Yang Terlupakan2025-06-04 09:18
Ikuti Writing Competition MPMInsurance Gratis, Total Hadiah Jutaan Rupiah!2025-06-04 09:13
NYALANG: Pesan Magis dari Utara2025-06-04 08:54
4 Jenis Olahraga yang Bikin Awet Muda Selain Lari dan Jalan Kaki2025-06-04 08:46