Thailand Marak Turis Kena Scam, Kenali Modusnya agar Tak Jadi Korban
Sudah menjadi rahasia umum bahwa kasus penipuan atau scamdi Thailandkerap menimpa turis asing. Hal ini membuat turis asing yang berkunjung ke sana mesti ekstra waspada.
Thailand merupakan destinasi yang indah, yang bukan hanya kaya akan budaya, melainkan juga pemandangan alamnya yang menakjubkan.
Tentu akan menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan apabila kamu malah menjadi korban penipuan saat sedang liburan ke Thailand.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut modus-modus penipuan di Thailand yang mengincar turis, seperti dikutip dari berbagai sumber.
Penipuan Tuk-Tuk dan Taksi
Sebagian pengemudi tuk-tuk atau taksi bisa saja membawa turis ke pertokoan, restoran, atau mal tertentu dan berbohong bahwa tempat tujuan yang diinginkan turis itu sedang tutup. Modus penipuan dari pengemudi tuk-tuk atau taksi ini mengkhawatirkan, karena turis bisa saja dibawa ke kawasan yang jauh dari daerah penginapan mereka.
Jangan langsung percaya jika supir tuk-tuk atau taksi mengatakan tempat tujuan kamu tutup dan mencoba mengalihkan ke tempat tujuan lain yang mereka inginkan. Turis sebaiknya memilih tuk-tuk dan taksi yang berseliweran di jalanan, bukan mangkal. Tanyakan pula tarifnya ke lokasi tujuan kamu. Tolak jika supir mengajak mampir ke tempat lain. Pastikan taksi yang kamu tumpangi menggunakan argometer.
Periksa identitas supir dan jika supir mencoba melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, foto identitas supir itu beri teguran bahwa mereka akan dilaporkan ke polisi.
Sewa sepeda motor, mobil, jetski, atau skuter
Apabila berada di destinasi seperti Phuket, Krabi, Koh Samui, dan Pattaya, biasanya turis memilih menyewa mobil atau motor, karena tarif taksi cenderung mahal. Saat menyewa kendaraan, pastikan kondisi motor atau mobil. Kamu bisa memotret kondisi fisik kendaraan sebelum menyewa.
Hal ini agar pihak yang menyewakan tidak bisa menuding kamu merusak kendaraan sewaan tersebut dan meminta ganti rugi, padahal kendaraan itu sudah rusak atau cacat fisik sejak awal. Hal yang sama berlaku kala turis menyewa jetski dan skuter.
Jika mengalami insiden kecelakaan di jalan dengan kendaraan sewaan, kamu rentan ditipu. Pihak lain bisa mengambil keuntungan dengan melapor ke polisi, dan kamu akan dimintai ganti rugi yang tidak sedikit. Pastikan kamu menggunakan jasa penyewa yang bereputasi baik dan digunakan banyak turis.
Jika menyewa mobil atau motor, kamu bisa gunakan kamera untuk merekam perjalanan, baik dari ponsel, action-cam atau dashcam untuk melindungi dan membantu kamu saat terlibat kecelakaan,sekaligus memudahkan klaim asuransi. Jangan biarkan pihak yang menyewakan kendaraan menyimpan paspor dan hanya izinkan mereka memfotokopi.
Penipuan atraksi wisata
Hati-hati ketika kamu didatangi warga lokal di tempat-tempat wisata. Warga lokalin biasanya bersikap sangat ramah, berbasa-basi menanyakan lama kunjungan dan asal negara, serta tempat wisata seperti apa yang dinginkan.
Penipuan ini berbalut penawaran atraksi wisata. Warga lokal itu biasanya kemudian mengajak turis ke satu titik dan berbohong bahwa atraksi wisata itu tutup lalu menawarkan turis naik tuk-tuk ke tempat atraksi yang lebih bagus. Padahal, tempat yang dimaksud penipu itu tidak ada atau membawa turis ke tempat perbelanjaan. Ada baiknya kamu menyewa jasa pemandu tur dari penyedia jasa resmi.
Pencopetan atau pencurian
Aksi ini memang cenderung umum terjadi di seluruh negara dengan destinasi wisata yang menarik dan populer. Misalnya, jika ada sekelompok anak menawarkan jajanan berupa camilan, rokok atau suvenir, Turis patut waspada dengan barang bawaan di kantong dan tas. Hal tersebut untuk menghindari terjadinya pencurian pada barang berharga Anda.
Kamu juga harus waspada ketika menaiki kendaraan terbuka, seperti motor atau tuk-tuk. Pencuri ada yang menggunakan motor dan sewaktu-waktu bisa merampas barang bawaan kamu dalam sekejap.
Memberi makan burung
Meski umum terjadi di destinasi wisata di berbagai negara, kamu juga harus jeli akan modus ini. Jika berada di kawasan Grand Palace di Bangkok, Anda mungkin akan ditawari oleh seseorang sekantung kecil jagung, secara cuma-cuma, dan mempersilakan kamu untuk memberi makan burung-burung merpati di sana. Jika terjadi, kamu lebih baik menolak tawaran itu karena nantinya pelaku akan meminta bayaran pakan jagung tersebut dengan harga yang sangat mahal.
Pejabat pariwisata palsu
Apabila sedang mencari kereta, bus, atau transportasi umum lainnya, bisa saja kamu dihampiri oleh orang yang mengaku merupakan seorang petugas atau pejabat dari otoritas pariwisata Thailand.
Biasanya, mereka memberikan informasi palsu kepada turis bahwa transportasi yang ingin digunakan sudah penuh. Mereka akan menawarkan alternatif kendaraan lain dengan harga diskon.
Turis yang terjebak, secara tidak langsung menggunakan kendaraan yang sudah rusak atau tidak laik digunakan dan terlanjur harus membayar ekstra. Sekadar info, pejabat pariwisata di Thailand tidak pernah memiliki toko atau berada di jalanan menawarkan hal-hal tertentu kepada turis.
-
461 Anak di Lebak Banten Tertular CovidRakernas, Jokowi Diusulkan jadi Ketua Umum PDI PerjuanganMendagri Harap Polri Aktif Petakan Potensi Konflik Pemilu 2024Laporan Dugaan Nepotisme Jokowi Hingga Ketua MK Segera Diperiksa KPKJokowi Yakin Pemerintahan Prabowo Serius Perhatikan Rekomendasi BPK Agar Uang Rakyat TerjagaTips Melamar Kerja di McDonald's Indonesia Terbaru, Begini LangkahVideo: Bekal Pulang Terbaik Menghadap AllahKreatif dan Transparan Sampaikan Informasi Eksplorasi, PT Sumbawa Timur Mining (STM) Raih IDMA 2025Jokowi Bantah Ucapan Luhut soal Pembatasan BBM Bersubsidi pada 17 Agustus: Ndak, Belum RapatGubernur BI Dorong Transformasi IsDB Demi Arsitektur Keuangan Global yang Lebih Inklusif
- ·Jangan Padukan 3 Makanan Ini dengan Singkong Rebus, Perut Bisa Repot
- ·Serbu! Kereta Cepat Whoosh Tebar Diskon Dalam Rangka HUT KCIC, Cuma 150 Ribu Sekali Jalan
- ·Perdagangan RI
- ·Pihak RSPAD Gatot Soebroto Akan Serahkan Hasil Pemeriksaan Kesehatan Capres Cawapres ke KPU
- ·FOTO: Gotong
- ·Terlalu Banyak Asupan Kalsium, Awas Hiperkalsemia
- ·MK Bentuk MKMK Terkait Dugaan Pelanggaran Kode Etik Hakim Konstitusi
- ·Tanah Abang 'Semrawut', Jokowi Enggan Ajak Tamu ke Kawasan Itu?
- ·Dasco Akui Ridwan Kamil
- ·Apa Itu Bilik Asmara di Penjara? Legalkah di Indonesia?
- ·Jadwal Lengkap Kereta Cepat Whoosh dan Feeder dari Stasiun Padalarang
- ·Bermesraan Suami Istri di Siang Bulan Ramadan, Emang Boleh?
- ·Kemenkes Bangun 4 RS UPT Vertikal Penyakit Jantung hingga Kanker di Indonesia Tengah dan Timur
- ·RS Kartika Husada Angkat Bicara Adanya Pasien Operasi Amandel Alami Mati Batang Otak
- ·Tips Melamar Kerja di McDonald's Indonesia Terbaru, Begini Langkah
- ·Polri Ungkap Strategi Pengamanan KTT AIS Forum 2023 Bali
- ·Punya Gejala Mirip, Ini Beda Flu dan Alergi
- ·Mau Cairkan Saldo BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Perlu Resign? Bisa Banget, Ikuti Langkah
- ·Gelar Soeper Run 2025, KA Unsoed Kumpulkan Dana Beasiswa untuk Mahasiswa Kurang Mampu
- ·Prabowo Ajak Pengusaha China Perluas Investasi, Tekankan Komitmen Menuju Masa Depan Bersama
- ·Benarkah Ukuran Menara Eiffel di Paris Berubah?
- ·Pemuda Kota Malang Dukung Gibran Jadi Cawapres di Pemilu 2024, Ternyata Ini Alasannya!
- ·Mendagri Harap Polri Aktif Petakan Potensi Konflik Pemilu 2024
- ·Tekan Angka Gangguan Mata, Dinkes Surabaya Gandeng Klinik Mata Swasta
- ·Kejagung Beberkan Peran Harvey Moeis dan Helena Lim Dalam Kasus Dugaam Korupsi Timah
- ·Cegah Narkoba Masuk Lapas, Kemenkumham Jabar Punya Jurus 'Feeling Security'
- ·Partai Buruh: Kemitraan adalah Bentuk Baru Perbudakan Modern
- ·5 Tempat Populer Berburu Takjil Lezat di Jakarta Pusat
- ·7 Buah Penurun Darah Tinggi, Penderita Hipertensi Wajib Tahu
- ·Mencegah Perselingkuhan dalam Pernikahan Menurut Pandangan Islam
- ·Saat Putusan MK Soal Syarat Usia Calon Kepala Daerah Dimentahkan DPR, Kaesang Makin di Atas Angin!
- ·Jokowi Enggan Komentar Terkait Penentuan Capres
- ·Kemenkes Ungkap Sunat Perempuan Masih Marak Terjadi di Indonesia
- ·VIDEO: Berdagang dengan Berkah, Kunci Sukses Dunia Akhirat
- ·461 Anak di Lebak Banten Tertular Covid
- ·Cerita Mahfud MD Pakai Baju Putih 5 Tahun Lalu yang Gagal karena Ditikung Ma'ruf Amin